Dua bulan lalu, tepatnya 11 April 2018, MasterCard Crescent Rating yang merupakan lembaga pemberi rating untuk wisata muslim dunia merilis hasil Global Muslim Travel Index (GMTI). Hasilnya, Malaysia kembali terpilih sebagai destinasi wisata halal nomor 1 di dunia. Dengan pencapaian ini, maka Negeri Jiran secara sukses mampu mempertahankan predikat tersebut selama 8 tahun berturut-turut. Sedangkan Indonesia, negara dengan jumlah warga muslim terbesar di dunia, bercokol di posisi ke-2 bersama Uni Emirat Arab. Peringkat Indonesia ini sendiri sejatinya mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2017 ibu pertiwi berada di posisi 3. Meskipun masih kalah dari negeri tetangga, pencapaian ini tentu saja menjadi kabar baik. Jika saja Pemerintah semakin serius dalam mengembangkan wisata halal ini, bukan tidak mungkin di waktu mendatang Indonesia bisa menjadi ‘raja’ wisata halal dunia dan mematahkan dominasi Malaysia.
Berbicara tentang wisata halal, konsep seperti ini seakan terus membuktikan jika memang prospeknya sangat positif bagi kemajuan pariwisata suatu negara, dan tak lupa para pelaku bisnis pariwisata tentunya. Studi terbaru GMTI, sebagaimana dikutip dari situs CNN Indonesia, memaparkan bahwasanya pasar wisata halal diprediksi akan terus mengalami peningkatan hingga 220 Milyar Dolar AS dengan jumlah wisatawan mencapai angka 158 juta orang di tahun 2020. Sebagai catatan, masih dikutip dari sumber yang sama, jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke destinasi wisata halal (salah satunya Indonesia) pada tahun 2017 menembus 131 juta wisatawan. Sejumlah faktor menjadi kunci dari terus berkembangnya wisata halal. Sebagaimana diungkapkan oleh situs Hipwee, faktor-faktor tersebut meliputi: Meningkatnya populasi warga muslim dunia (utamanya yang berusia muda atau disebut sebagai kaum Milenial) dan jumlah pendapatan yang semakin tinggi. Hal ini senada dengan hasil riset GMTI yang menyebut jika pertumbuhan populasi muslim, bertambahnya masyarakat kelas menengah, mudahnya akses informasi pariwisata, dan banyaknya fasilitas wisata ramah muslim menjadi pemicu laris manisnya pasar wisata halal di dunia, demikian dikutip dari CNN Indonesia.
Jika sudah seperti ini, kiranya sangat tepat untuk Anda para pegiat bisnis tour & travel mulai menyasar wisata halal untuk meraup keuntungan. Mayoritas warga Indonesia yang adalah muslim tentunya semakin membuat pasar ini kian menjanjikan. Meskipun perlu diingat, wisata halal bukanlah wisata segmented yang hanya dikhususkan untuk seorang muslim. Tentu saja, warga non-muslim tetap bisa jadi target Anda dalam memasarkan wisata halal ini.
Sama halnya seperti jenis-jenis wisata reguler, wisata halal pun memiliki sejumlah kriteria yang harus Anda perhatikan agar bisa berjalan lancar dan benar-benar memberikan keuntungan bagi bisnis travel Anda. Lalu, bagaimana kriteria wisata halal yang ideal tersebut? Berikut ini adalah kriteria wisata halal ideal menurut GMTI sebagaimana dikutip dari DetikTravel:
1) Destinasi
Wisata Halal via Video Blocks |
Tentu saja destinasi menempati posisi ke-1 dari daftar kriteria wisata halal. Hal ini tidak hanya berlaku untuk wisata halal saja, namun juga wisata reguler. Destinasi adalah poin utama yang dilihat oleh para wisatawan ketika hendak melakukan perjalanan wisata. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk pintar-pintar memilah destinasi halal kepada konsumen. Dalam GMTI 2018, MasterCard Crescent Rating merilis daftar negara-negara terbaik untuk wisata halal. Negara-negara tersebut dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni negara yang merupakan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan negara non-OKI. Dengan total jumlah negara adalah 18, Malaysia, Indonesia, UAE, Turki, Arab Saudi (negara anggota OKI), serta Singapura, Thailand, juga Jepang (negara non-OKI) tentunya jadi pilihan destinasi yang potensial untuk mendatangkan keuntungan. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa kepopuleran negara-negara tersebut membuat persaingan diantara pebisnis travel menjadi ketat. Ada baiknya jika Anda juga mempertimbangkan untuk menawarkan negara-negara lainnya yang masuk kedalam daftar wisata halal terbaik versi GMTI ini semisal Oman, Maroko, Kuwait, Taiwan, Afrika Selatan, dan Australia. Toh, negara-negara tersebut juga punya pesona yang tidak kalah bagusnya disamping ramah terhadap muslim pastinya.
2) Fasilitas
Wisata Halal via Signetring |
Fasilitas menjadi kriteria ke-2 bagi sebuah wisata halal menurut riset GMTI. Dalam hal ini, tentu saja terkait dengan segala bentuk sarana & prasarana untuk menunjang kegiatan para wisatawan, utamanya wisatawan muslim, yakni masjid, restoran yang bersertifikasi halal, dan tempat penginapan dengan konsep syariah. Ketika Anda membuka paket perjalanan wisata halal, pastikan konsumen Anda akan dengan mudah menemukan fasilitas-fasilitas tersebut di negara tujuan wisata. Pun jangan ketinggalan, fasilitas transportasi yang akan digunakan selama perjalanan wisata haruslah yang memadai, baik dari akses, kenyamanan, dan keamanannya.
3) Marketing & Awareness
Wisata Halal via Webstark Media |
Itinerary sudah siap, pun demikian dengan promo tiket pesawat. Kini saatnya Anda untuk meyakinkan konsumen agar memilih Anda untuk ‘mengantarkan’ mereka ke tempat wisata halal yang diinginkan. Rilis penawaran Anda dengan memanfaatkan berbagai medium semisal sosial media. Ingat, tidak hanya soal paket wisata halal itu sendiri, namun ada kalanya Anda membuat konten-konten informatif yang membahas seluk-beluk mengenai wisata halal. Hal ini secara tidak langsung akan memperlihatkan bagaimana Anda punya pengetahuan yang baik mengenai wisata halal, sehingga konsumen akan semakin yakin dan percaya kepada bisnis Anda ketika mereka hendak melakukan perjalanan wisata halal.
Selain itu, tantangan yang kiranya harus Anda pecahkan adalah anggapan bahwasanya destinasi-destinasi wisata seperti Indonesia maupun negara-negara di Timur Tengah sudah pasti ramah terhadap wisatawan muslim, sehingga mereka cenderung mengabaikan konsep wisata halal itu sendiri. Tak salah memang. Toh sebagai negara dengan mayoritas penduduknya muslim, tak akan sulit untuk menemukan sarana & prasarana sebagaimana telah disebutkan di poin ke-2 diatas (re: Fasilitas). Akan tetapi, perlu diingat bahwasanya wisata halal punya semacam standarisasi. Nah, disinilah tugas Anda untuk menginformasikannya kepada konsumen. Caranya? Seperti yang sudah disebutkan diatas, jangan hanya mempromosikan paket wisata halal di sosial media, tetapi juga informasi mengenai standar wisata halal tersebut. Dengan begitu, konsumen akan bisa lebih memahami apa yang menjadi pembeda dari wisata halal dengan wisata reguler sehingga mereka tidak akan segan lagi untuk menikmati wisata dengan konsep ini.
via.com sebagai agen travel online menyediakan segala produk untuk menunjang kebutuhan travel, termasuk travelling atau berwisata halal. Tersedia berbagai tiket pesawat, kereta, dan kamar hotel untuk menunjang Anda maupun konsumen Anda selama berada di destinasi wisata. Dengan harga yang bersaing dan komisi yang berlimpah, dapatkan keuntungan dari bisnis wisata halal Anda.
Pesan Tiket Sekarang |